Saham AS dan Asia turun seiring penurunan ekonomi dan inflasi tinggi terus membebani pasar.

Meskipun indeks naik menjelang Hari Kemerdekaan AS, mereka gagal mencapai sesi tertinggi, dengan S&P 500 dan Nasdaq 100 turun lebih dari 0,5%. Ini menunjukkan bahwa dalam 6 bulan, keduanya kehilangan masing-masing 100 dan 50 poin.

STOXX50 dan DAX masing-masing juga turun 10 dan 4 poin di pertengahan tahun. Keduanya saat ini di dekat level rendah tahunan dan kemungkinan akan menembus melaluinya.

Berbicara tentang statistik, utang pemerintah memperpanjang reli karena ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh bank sentral. Obligasi juga naik di Selandia Baru dan Australia, sementara obligasi Treasury berjangka hampir datar karena jeda di AS. Tanda-tanda kelemahan ekonomi menjadi semakin jelas, meskipun dalam pengeluaran pribadi atau manufaktur. Investor semakin khawatir tentang resesi dan konsekuensinya, daripada hanya berfokus pada tekanan harga yang lebih tinggi. Salah satu ketakutan investor sekarang adalah bahwa Fed akan terlalu lambat untuk mundur dari menaikkan suku.

Di China, para pejabat berusaha menangkis wabah Covid yang dapat melanda wilayah yang vital secara ekonomi. Ini adalah ujian lain dari strategi Beijing untuk membasmi patogen melalui pengujian massal dan karantina yang mengganggu.

Berita lain minggu ini:- Keputusan suku bunga Australia (Selasa);- Data PMI di Zona Euro, Cina, India, dan negara-negara lain (Selasa);- Laporan AS tentang pesanan manufaktur dan barang tahan lama (Selasa);- Risalah FOMC, PMI AS, ISM laporan dan JOLTS (Rabu);- Laporan EIA tentang persediaan minyak mentah (Kamis);- Pidato perwakilan Fed Christopher Waller dan James Bullard (Kamis);- Laporan ECB pada pertemuan kebijakan Juni (Kamis);- Laporan ketenagakerjaan AS untuk Juni (Jumat).