Hari ini, pasangan AUD/JPY mulai menarik minat beli, menghentikan penurunan dari level tertinggi bulanan seiring munculnya permintaan terhadap dolar Australia.

Pembicaraan hari ini antara Wakil Menteri Luar Negeri AS Christopher Landau dan Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok Ma Zhaoxu menekankan komitmen untuk menjaga jalur komunikasi terbuka dan membahas berbagai isu penting bersama. Hal ini, ditambah dengan penurunan dolar AS secara keseluruhan, membantu mendukung dolar Australia.

Namun, para pembeli perlu berhati-hati terhadap beragam faktor ini.

Ketegangan yang terus-menerus antara AS dan Tiongkok, terutama setelah peringatan dari Kementerian Perdagangan Tiongkok atas potensi tindakan hukum sebagai respons terhadap pembatasan ekspor AS pada chip Huawei Ascend AI—dapat membatasi optimisme pasar. Selain itu, pandangan dovish dari Reserve Bank of Australia (RBA) membatasi kenaikan dolar Australia dan, oleh karena itu, pasangan AUD/JPY.

Lebih lanjut, keputusan RBA untuk memangkas suku bunga acuan menjadi 3,8% dan sinyal keterbukaan untuk terus melakukan pelonggaran menciptakan perbedaan kebijakan dengan sikap Bank of Japan yang semakin hawkish. Perbedaan ini, bersama dengan konsistennya permintaan terhadap yen Jepang sebagai aset safe-haven, menahan para pembeli AUD/JPY dari memulai pembelian yang lebih kuat.

Para pejabat Bank of Japan telah menyatakan kesiapan untuk menaikkan suku bunga jika kondisi ekonomi dan inflasi terus membaik, sehingga mendukung yen. Data inflasi konsumen Jepang yang lebih tinggi daripada prediksi yang dirilis hari ini semakin memperkuat ekspektasi pengetatan moneter tambahan.

Meskipun pembelian AUD/JPY saat ini mungkin menunjukkan rebound jangka pendek, para investor harus tetap berhati-hati dan menunggu sinyal yang lebih meyakinkan untuk mengonfirmasi dasar dan potensi berlanjutnya kenaikan. Secara teknis, osilator pada grafik harian tetap bervariasi, terus membenarkan pendekatan wait and see.