Euro, pound, dan aset sensitif terhadap risiko lainnya terus naik terhadap dolar AS yang melemah, meskipun ada kemungkinan rebound dolar serta kesepakatan perdagangan antara AS dan negara lain. Dengan hanya 10 hari tersisa hingga penerapan tarif Presiden Donald Trump pada negara-negara tertentu akan mulai berlaku, Gedung Putih tampaknya enggan memberikan konsesi.

Walaupun kesepakatan dengan belasan mitra dagang utama Amerika Serikat diharapkan tercapai sebelum batas waktu 9 Juli, banyak ahli tetap skeptis. Bahkan dua kesepakatan yang dipromosikan oleh Trump, dengan Tiongkok dan Inggris, jelas tidak komprehensif dan tidak menyelesaikan masalah yang mendasari ketidakseimbangan perdagangan AS. Kesepakatan ini menyisakan banyak detail untuk dinegosiasikan di kemudian hari.

"Saya berharap Gedung Putih mengumumkan serangkaian kerangka kerja yang akan mereka sebut sebagai perjanjian dagang, tetapi tidak memenuhi definisi tradisional dari istilah tersebut," ujar Tim Meyer, seorang profesor hukum di Duke University yang mengkhususkan diri dalam perdagangan internasional.

Bagi puluhan negara lain yang belum mencapai kesepakatan dan sudah terkena tarif dasar 10% Trump sejak 2 April, presiden mengancam akan memberlakukan tarif baru di luar batas dasar tersebut. Ini terutama akan menargetkan mitra dagang yang lebih kecil.

Jelas bahwa dolar tidak yakin bagaimana harus merespons, dan seperti yang terlihat dalam beberapa bulan terakhir, kemungkinan akan kembali menderita. Trump dan para penasihatnya terus membuat para investor waspada menjelang 9 Juli, mengirimkan sinyal samar tentang negara mana yang mendekati kesepakatan dan mana yang tertinggal—lebih memperumit prospek dolar. Hanya hasil akhir yang akan memperjelas masa depan agenda perdagangan Trump.

Pada hari Jumat, Bessent menyatakan bahwa sekitar 20 negara yang tidak mencapai kesepakatan pada hari Rabu depan dapat melanjutkan negosiasi, tetapi tarif mereka akan kembali ke level yang lebih tinggi pada 2 April atau tetap di 10%, asalkan mereka secara aktif bernegosiasi dan mendekati kesepakatan.

Namun, baru kemarin, Trump mengulangi ancamannya untuk secara sepihak memberlakukan tarif pada sejumlah negara, menyatakan bahwa ia mungkin melakukannya bahkan sebelum 9 Juli. "AS tidak akan membuat kesepakatan satu lawan satu dengan ratusan negara," ujar Trump. "Kami bisa melakukan apa pun yang kami mau. Saya lebih suka hanya mengirimkan surat kepada semua orang. Selamat. Anda membayar 25%."

Kemudian, Trump tiba-tiba mengumumkan di media sosial bahwa ia menghentikan pembicaraan dagang dengan Kanada terkait pajak layanan digital dan mengancam akan memberlakukan tarif baru dalam waktu seminggu pada mitra dagang terbesar kedua AS tersebut. Langkah ini juga dapat diartikan sebagai tembakan peringatan kepada pemimpin lain yang dianggap Trump tidak kooperatif.

Prospek Teknikal EUR/USD

Saat ini, pembeli perlu fokus untuk menembus level 1,1745. Hanya dengan begitu level 1,1775 mungkin untuk diuji. Dari sana, pasangan ini mungkin naik menuju 1,1810, meskipun akan cukup sulit untuk melakukannya tanpa dukungan dari pemain besar. Target akhir terletak di level tertinggi 1,1865. Jika terbentuk penurunan, saya mengantisipasi aktivitas pembeli yang signifikan hanya di dekat level 1,1690. Jika tidak ada minat di sana, akan bijaksana untuk menunggu pengujian ulang level terendah 1,1645 atau mempertimbangkan membuka posisi long dari level 1,1590.

Prospek Teknikal GBP/USD

Pembeli pound perlu melewati resistance terdekat di 1,3745. Hanya dengan begitu pasangan ini dapat menargetkan 1,3790, yang akan sulit untuk ditembus. Target kenaikan terjauh terletak di level 1,3820. Jika pasangan ini menurun, penjual akan mencoba menguasai level 1,3710. Jika mereka berhasil, breakout rentang tersebut akan memberikan pukulan serius pada posisi pembeli dan mendorong GBP/USD turun ke level terendah 1,3678, dengan potensi untuk memperpanjang penurunan menuju 1,3640.